TEKNOLOGI 2012

Kamis, 12 Juli 2012

Ingin Naik Pesawat ke Luar Angkasa? Bayar Dulu Rp 1,8 Miliar


Farnborough - Lupakan soal persaingan Airbus dan Boeing. Ada yang lebih mencuri perhatian di Farnborough Airshow di Inggris. Tak lain pesawat wisata angkasa yang dibesut Virgin Galactic milik miliuner Inggris Sir Richard Branson.

Pengamatan detikFinance yang berkesempatan berkunjung ke Farnborough pada 10-12 Juli 2012, pesawat 'aneh' itu mengundang banyak perhatian publik. Apalagi sang miliuner sempat datang ke lokasi pesawat pada 11 Juli.

Pesawat yang nangkring di arena Airshow ini banyak diabadikan gambarnya oleh para pengunjung. Bukan apa-apa, selain bentuknya yang agak aneh, pesawat ini juga memiliki tampilan yang unik.

Kebetulan pengunjung diberi kesempatan untuk mendekati pesawat itu. Tak heran kalau jeprat-jepret mengabadikan gambar, bergaya di pesawat yang ongkos naiknya mahal itu pun menjadi favorit. Minimal kalau tidak bisa naik pesawat ke luar angkasa, ya paling tidak bisa bergaya di dekat pesawat.

Branson pernah berucap, kalau pesawat yang akan membawa manusia ke luar angkasa itu bertarif US$ 200 ribu atau sekitar Rp 1,8 miliar. Sudah ada sekitar 500-an orang yang memesan tiket perjalanan ke luar angkasa itu. Anda tertarik membeli tiket?



(ndr/ang)
Share:


Bos KAI 'Sulap' Kereta Ekonomi Jadi Ber-AC & Kinclong

Selasa, 10 Juli 2012

Memotret dengan hati


Memotret dengan hati

Ketika kita melihat sebuah karya foto yang dipresentasikan secaraapik dan memukau pada suatu kesempatan, dapat dipastikan sudah terbersit suatu perkiraan di hati masing-masing pemirsa yang menyaksikan hasil karya seni tersebut. Bahwa foto tersebut dihasilkan oleh seorang fotografer profesional, menggunakan kamera DSLR merk tertentu keluaran terbaru yang lengkap dengan feature yang mumpuni.

Tetapi semua perkiraan akan segala kemungkinan canggih tersebut segera terbantahkan demi melihat apa yang tertera di kolom kredit fotonya. Bahwa foto yang memukau tersebut 'hanya' dihasilkan oleh seorang pecinta fotografi amatir dengan menggunakan kamera semi otomatis non-DSLR ditambah sedikit re-komposisi kemudian menambah satu stop level brightness nya pada saat proses editing. Hanya itu, nggak lebih.

Berondongan pertanyaan pun tak kuasa dibendung oleh benak para penikmat foto tersebut, kok bisa? Apa resepnya?

Mungkin para praktisi fotografi akan ingat bagaimana waktu dulu memulai passion mereka di fotografi. Segala cara untuk membuat sebuah karya fotografi yang baik pastinya akan ditelusuri secara mendetail, tidak ada yang terlewat satu langkahpun. Bagaimana cara mengantisipasi momen yang tepat, angle atau sudut pandang yang tidak biasa, komposisi yang membuai mata, serta lighting yang dramatis. Semua itu dilakukan dengan niat yang tulus untuk membuat karya foto yang baik tanpa ada embel-embel pesan dari sponsor, permintaan klien yang cerewet dan tidak logis, atau tuntutan dapur harus ngebul.

Di jaman ketika membuat foto menjadi semakin 'mudah', di mana karya fotografi sudah bias dengan sekedar digital imaging, pada saat para fotografer lebih mementingkan kuantitas jepretan shutter release nya dan kemudian menyerahkan seluruh sentuhan estetis hasil fotonya pada saat proses editing, alangkah eloknya jika kita para penikmat dan pecinta karya fotografi dapat mengembalikan harkat fotografi pada 'porsi' nya demi kebaikan dunia fotografi itu sendiri.

Jujur saya akui tidak mudah untuk menepis kemudahan dan kenikmatan yang ditawarkan oleh fotografi digital. Tapi sebaiknya para fotograferlah yang kembali pegang kendali, bukan gadget digital canggih ataupun software editing yang mumpuni kemampuan memanipulasinya. Kita persilahkan pada kepekaan rasa para fotografer yang menjadi raja. Biarkan hati mereka yang berbicara, biarkan mereka kembali memotret dengan hati.

Rabu, 04 Juli 2012

Marhaban Ya Ramadhan


Marhaban Ya Ramadhan

August 1st, 2011
Ada sekuntum hari
Dimana wanginya mengharumi bumi sepanjang waktu
Karena saat itulah kemahamurahan sang Khaliq berlimpah
Menyatu pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfiroh
Gericiknya dzikir dan tadarrus
Tepiannya doa lemah lembut, lirih dan berpasrah hati
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Alloh
Karena dengan lapar dan haus
Kita bisa lebih menyadari bahwa kita tak berpunya
Bisa lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Di antara kemahaluasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena ia lebih
Di cakrawala bertebar pengampunan, rakhmat
Dan segala kebaikan
Juga nuzulul qur’an dan lailatur qodar
Kepada seluruh rekan pembaca ArtikelPayudara.com, saya mengucapkan “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa” bagi yang menjalankannya. Semoga hanya pahala, ampunan, rakhmat, dan hidayah Allah SWT yang kita terima, sehingga kita bersama diizinkan meraih derajat hamba-hamba yang Muttaqin.
Amiin
1 Ramadhan 1433H

Sumber puisi : http://merahitam.com/puisi-ramadhan.html

Selasa, 03 Juli 2012

Apple Bayar Rp 563 Miliar untuk Nama iPad di Cina

TEMPO.CO, Beijing - Apple telah setuju untuk membayar US$ 60 juta (Rp 563 miliar) kepada sebuah perusahaan Cina terkait dengan sengketa kepemilikan nama iPad. Keputusan pengadilan, Senin, 2 Juli 2012, ini sekaligus menghapus hambatan potensial untuk penjualan tablet iPad di pasar Cina.
foto


Apple mengatakan pihaknya membeli hak global untuk nama iPad dari Shenzhen Proview Teknologi pada tahun 2009, tapi pemerintah Cina mengatakan hak nama iPad di Cina tidak pernah dialihkan. Pengadilan Cina memutuskan pada bulan Desember bahwa Proview masih berhak memiliki nama itu di Cina dan perusahaan itu meminta pemerintah Cina untuk merampas iPad.

"Resolusi sengketa iPad berakhir," kata Pengadilan Tinggi Guangdong. "Apple Inc telah mentransfer US$ 60 juta ke rekening Pengadilan Tinggi Guangdong seperti yang diminta dalam surat mediasi."

Cina adalah pasar terbesar kedua Apple setelah Amerika Serikat dan sumber dari banyak pertumbuhan penjualan Apple.

Proview mengharapkan bayaran yang lebih besar, tapi terpaksa menerima seharga itu karena butuh dana untuk membayar utang, kata pengacara perusahaan, Xie Xianghui. Ia mengatakan perusahaan itu mengharapkan pembayaran US$ 400 juta (Rp 3,7 triliun) dan mungkin terancam pailit dalam proses hukum terpisah meski mendapat pembayaran itu. "Ini adalah hasil yang dapat diterima oleh kedua pihak," kata Xie.

Sengketa ini berpusat pada apakah Apple mengakuisisi nama iPad di Cina ketika membeli hak tersebut di berbagai negara dari afiliasi Proview di Taiwan seharga US$ 55.000 (Rp 516 juta).

Putusan pengadilan pada Desember mengatakan Proview, yang mendaftarkan merek iPad di Cina pada tahun 2001, tidak terikat oleh penjualan itu, meski itu adalah bagian dari perusahaan yang sama.

Shenzhen Proview Teknologi merupakan anak perusahaan dari pembuat layar LCD, Proview International Holdings Ltd, yang berkantor pusat di Hong Kong.